Pendiri OneCoin, Ruja Ignatova, telah mendapatkan tempat di daftar _Ten Most Wanted Fugitives_ di Federal Bureau of Investigation (FBI) atas keterlibatannya dalam dugaan menipu para investor sebesar lebih dari USD4 miliar. 

Pengadilan Southern District of New York (SDNY) akan mengadakan konferensi pers pada Kamis (30/6) pukul 11 ​​pagi ET untuk mengumumkan berita tersebut.

Ignatova adalah pemimpin dan wajah publik dari proyek OneCoin yang dimulai di Bulgaria pada 2014. Ignatova mengatakan kepada para investor bahwa aset digital kripto OneCoin dapat ditambang dan memiliki nilai aktual. Pada kenyataannya, OneCoin tidak ada di blockchain. Ignatova dan timnya telah memanipulasi nilai koin melalui pembuatan koin baru secara otomatis.

Ignatova telah dicurigai kabur sejak 2017, ketika dia menghilang dari mata publik. Saat itu, kakaknya, Konstantin, mengambil alih perannya sebagai pemimpin OneCoin.

Pada Mei 2019, gugatan _class action_ diajukan terhadap Ignatova, OneCoin, dan beberapa eksekutif OneCoin lainnya. Ketika mereka tidak menanggapi gugatan, mereka diberikan _default judgement_  kepada penggugat.

Awal tahun ini, Ignatova ditambahkan ke daftar paling dicari Europol, badan penegak hukum Uni Eropa. Dia juga menjadi terdakwa di India.


Ignatova dituduh menipu para investor sampai mencapai kerugian lebih dari USD4 miliar melalui skema Ponzi crypto.


Ignatova, tersangka penipuan ponzi Onecoin. (Foto CDI)

large_onecoin-coindesk.jpg

medium_onecoin-coindesk.jpg

small_onecoin-coindesk.jpg

thumbnail_onecoin-coindesk.jpg

onecoin-coindesk.jpg

FBI Menambahkan Pendiri OneCoin, Ruja Ignatova, ke Daftar Buron Paling Dicari

Harga Aptos, aset kripto pendatang baru, anjlok pada Rabu (19/10/2022) pagi dalam debutnya di bursa utama. Para pedagang langsung menyambut APT ke _crypto winter_. 

Token _blockchain layer_ 1 yang paling ditunggu-tunggu ini terdaftar dalam kisaran USD9 atau sekitar Rp140 ribu, turun lebih dari 30%, di CoinGecko dalam jam pertama perdagangannya.

Beberapa jam kemudian, penurunannya kian tajam, mencapai 46% menjadi USD7,37 atau sekitar Rp114 ribu pada pukul 23.50 WIB. 

Coinbase, Huobi, OKX, FTX, dan Binance membuka _spot trading_ untuk APT pada Rabu pukul 08.00 WIB. 

Perdagangan terjadi saat Aptos berusaha mengendalikan narasi seputar peluncuran tokennya yang sulit. Pada Selasa (18/10/2022), Mo Shaikh, sebagai pendiri Aptos berjuang untuk membela _tokennomics_ kontroversial jaringan dan tuduhan tentang kecepatan pemrosesan dari para kritikus di Crypto Twitter.

<blockquote class="twitter-tweet"><p lang="en" dir="ltr">It’s exciting to finally bring Aptos to mainnet. <br><br>Acknowledged that it could have gone better. Building a decentralized protocol from the ground up is tough! Aptos is fortunate to have a fantastic community that&#39;s constantly evolving together. <br><br>Addressing some concerns below:</p>&mdash; Mo Shaikh (@moshaikhs) <a href="https://twitter.com/moshaikhs/status/1582470818155532289?ref_src=twsrc%5Etfw">October 18, 2022</a></blockquote> <script async src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script>

Namun, kebingungan berlanjut hingga jam-jam awal perdagangan. Discord Aptos dibanjiri oleh _scammers_ dan anggota komunitas yang tidak dapat menebus _token airdrop_ mereka. Situasi ini kian tak terkendali sehingga moderator Aptos membisukan saluran untuk kedua kalinya pada pekan ini. 

Token dari aplikasi pinjaman Apricot Finance, yang awalnya memiliki _ticker_ APT yang sama dengan Aptos, juga merosot karena kekeliruan nama. Token itu turun 47% dalam 24 jam terakhir karena lonjakan volume perdagangan. CoinGecko sekarang mencantumkan token Apricot sebagai APRT.


FTX, Coinbase, dan Binance termasuk di antara bursa pertama yang mencantumkan token layer 1 baru ini. 

CoinGeck mencantumkan token Apricot sebagai APRT. (Foto CDI)

large_20oct-debut-aptos-coindesk.jpg

medium_20oct-debut-aptos-coindesk.jpg

small_20oct-debut-aptos-coindesk.jpg

thumbnail_20oct-debut-aptos-coindesk.jpg

20oct-debut-aptos-coindesk.jpg

Harga Token Aptos Anjlok pada masa Trading Debut

Raksasa modal ventura, Andreessen Horrowitz (a16z), tidak setuju dengan visi untuk memecah belah salah satu protokol _decentralized finance_ (DeFi) terbesar, MakerDAO, menjadi beberapa unit yang lebih kecil. 

A16z—investor Maker yang memiliki kekuatan untuk mempengaruhi suara dalam pengambilan keputusan—merencanakan visinya sendiri untuk arah protokol ini ke depannya dan menolak beberapa argumen dari manifesto _Endgame_ yang diciptakan oleh _founder MakerDAO Rune Christensen terkait cara membuat protokol ini menjadi lebih terdesentralisasi dan resistensi sensor.

Maker merupakan sebuah landasan dari DeFi, di mana penggunanya menarik dan meminjam kripto secara otomatis. Maker juga menerbitkan DAI, yakni _stablecoin_ terdesentralisasi bernilai USD6 miliar atau sekitar Rp92,9 triliun yang dicadangkan dengan aset senilai USD7,8 miliar atau setara dengan Rp120,8 triliun yang terkunci oleh investor.

Sebagai _decentralized autonomous organization_ (DAO), platform ini dikelola dengan kode berbasis _blockchain_ dan hak suara oleh pemilik token maker (MKR) yang mendiskusikan semua proposal dan keputusan dalam forum. A16z memiliki jumlah token MKR yang signifikan sebagai investor dan oleh karena itu memiliki kekuatan hak suara dan pengaruh yang besar pada persetujuan proposal.

## Debat yang Tengah Berlangsung

MakerDAO kini tengah berada dalam perombakan dan perdebatan antara pendukung yang memprioritaskan desentralisasi dengan pendukung yang ingin meningkatkan pertumbuhan menyebabkan sebuah dilema bagi protokol aset kripto ini.

“Saat ini, MakerDAO tengah berkecamuk dengan tarik ulur antara mengembangkan protokol atau membuatnya kebal akan risiko regulasi,” tutur Dustin Teander, _analyst_ di Messari, kepada CoinDesk. “Desentralisasi tentu saja harus menjadi bagian, namun produk terdesentralisasi yang kecil tidak sepenuhnya memecahkan masalah pada pasar bagi orang-orang yang membutuhkannya.”

Catatan yang ditulis oleh Porter Smith, _partner_ di a16z, mengadvokasi perubahan yang akan meningkatan desentralisasi tanpa menghambat pertumbuhan dan mematuhi aturan hukum saat ini. Hal ini termasuk meningkatkan sistem saat ini berdasarkan Core Units, dibandingkan dengan memecah belah struktur tata kelola protokol menjadi unit yang lebih kecil yang disebut MetaDAO.

“Struktur Core Units ini bisa dibilang sudah terdesentralisasi secara hukum,” tulis Smith. “Memperkenalkan MetaDAO kemungkinan tidak mengubah analisis ini, juga tidak mengarah pada ketahanan organisasi dari perspektif hukum yang ketat.”

Selain itu, catatan Smith mengatakan bahwa a16z akan mendukung “eksperimen melalui proposal mandiri yang lebih kecil untuk mendapatkan dasar tentang bagaimana perubahan yang diusulkan tersebut akan berhasil (atau tidak) dalam praktiknya.”

“Mungkin bereksperimen dengan satu MetaDAO (atau satu per jenis), mengulanginya, kemudian meluncurkan perubahan dengan data dan pengalaman langsung akan dapat mencapai keseimbangan di sini,” tulis Smith dalam sebuah kolom komentar pada forum Maker.

Pemungutan suara untuk dua proposal MakerDAO telah dibuka kepada pemilik token MKR terkait bagaimana cara untuk menata ulang struktur protokol ini, termasuk membuat unit manajemen protokol dan mengubahnya menjadi MetaDAO. Pada saat artikel ini dimuat, jajak pendapat menunjukkan bahwa sekitar 90% hak suara mendukung pembuatan MetaDAO dibandingkan Core Units.

Pada Mei 2022, Rune Christensen mengungkapkan rencana strategis untuk masa depan MakerDAO yang disebut sebagai rencana _Endgame_ untuk membuat protokol ini menjadi benar-benar terdesentralisasi dan resistensi sensor. Rencananya termasuk _free-float_ saham DAI dan membuang aset terpusat dari cadangan yang akan dapat masuk ke daftar hitam atau disita.

Meski demikian, dalam jangka pendek ini kontributor MakerDAO menggandakan pertumbuhan dan memilih untuk memasukan aset nyata seperti obligasi pemerintah senilai USD500 juta atau sekitar Rp7,7 triliun ke dalam cadangan protokol ini, dalam rangka menghasilkan pendapatan dari imbal hasil dan insentif bagi pemilik MKR dan DAI untuk menarik pengguna baru.

Gejolak perdebatan di antara dua faksi dalam token tata kelola ini pernah terjadi saat musim panas lalu, ketika investor dan _founder_ berhadapan langsung dalam pemungutan suara terkait unit pengawasan pinjaman bagi MakerDAO.

MakerDAO tengah berada dalam perombakan. Keretakan muncul di antara investor dan founder karena mereka bersaing menawarkan rencana untuk membuat protokol ini lebih terdesentralisasi dan meningkatkan pertumbuhan.


A16z merencanakan visinya sendiri untuk arah MakerDAO ke depannya. (Foto CDI)

large_19oct-a16z-makerdao-coindesk.jpg

medium_19oct-a16z-makerdao-coindesk.jpg

small_19oct-a16z-makerdao-coindesk.jpg

thumbnail_19oct-a16z-makerdao-coindesk.jpg

19oct-a16z-makerdao-coindesk.jpg

A16z Tak Mendukung Rencana Pemecahan MakerDAO

Tiga kelompok perdagangan yang mewakili sebagian besar industri kripto mengajukan _amicus brief_ untuk mendukung gugatan Grayscale Investments terhadap U.S. Securities Exchange Commission (SEX) karena menolak proposal firma tersebut untuk tujuan spot bitcoin (BTC) _exchange traded fund_ (ETF). _Amicus brief_ merupakan dokumen hukum yang memuat informasi yang berkaitan dengan suatu kasus dari seseorang atau organisasi yang tidak terlibat langsung dalam kasus tersebut. 

Dokumen ini diajukan pada Selasa (18/10) kepada U.S. Court of Appeals for the District of Columbia Circuit, Blockchain Association, Chamber of Digital Commerce, dan Coin Center. Isi dokumen menyebutkan bahwa SEC “dengan tegas menolak setiap proposal” untuk mencantumkan ETF yang menyimpan bitcoin, meskipun pihaknya menyetujui beberapa _exchange traded product_ (ETP) yang menyimpan derivatif bitcoin, khususnya kontrak _futures_.

“Pendekatan SEC yang bersifat bias tidak kuat terhadap pengawasan,” tutur kelompok tersebut, seraya menyebut bahwa ETF “sangat cocok” bagi investor yang menginginkan eksposur ke bitcoin. Mereka juga menambahkan bahwa SEC telah mengizinkan produk serupa yang lebih berisiko untuk masuk ke dalam pasar, namun ETF “jelas memenuhi persyaratan regulasi untuk terdaftar pada bursa efek nasional.”

Grayscale merupakan cabang dari Digital Currency Group, perusahaan induk CoinDesk. Nama-nama keanggotan yang terdaftar di Blockchain Association dan Chamber of Digital Commerce adalah Blockchain Capital, Chainalysis, Goldman Sachs, Binance.US, dan Fidelity. Coin Center merupakan institusi riset dan edukasi yang berfokus pada masalah kebijakan publik yang terkait dengan kripto.

Pada Juni 2022, SEC menolak aplikasi Grayscale untuk mengubah Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) menjadi ETF dari _trust_.

Dalam dokumen legal yang diajukan pada pekan lalu, Grayscale menyebut penolak SEC sebagai tindakan “sewenang-wenang, berubah-ubah, dan diskriminatif.”

Pendukung yang menyetujui spot bitcoin ETF berpendapat bahwa produk tersebut akan menawarkan cara berinvestasi bitcoin yang murah dan mudah diakses bagi investor individu dan institusional. Grayscale dengan tegas mengatakan bahwa ini merupakan tindakan yang tidak konsisten untuk menyetujui ETF berdasarkan bitcoin _futures_ namun menolak memberikan izin berdasarkan investasi yang mendasarinya.


Kelompok perdagangan mengatakan bahwa spot bitcoin ETH “sangat cocok” bagi investor yang menginginkan eksposur ke bitcoin.

Pada Juni 2022, SEC menolak aplikasi Grayscale untuk mengubah Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) menjadi ETF. (Foto CDI)

large_19oct-bitcoin-fund-coindesk.jpg

medium_19oct-bitcoin-fund-coindesk.jpg

small_19oct-bitcoin-fund-coindesk.jpg

thumbnail_19oct-bitcoin-fund-coindesk.jpg

19oct-bitcoin-fund-coindesk.jpg

Rencana Bitcoin Fund Ditolak, Kelompok Industri Kripto Dukung Gugatan Grayscale

Voyager Digital, pemberi pinjaman kripto, berencana untuk menuntaskan masalah dengan dua top eksekutifnya terkait penanganan utang ke Three Arrows Capital (3AC). Menurut pengajuan pengadilan yang diajukan pada Senin (17/10/2022), langkah ini diambil setelah dilakukan penyelidikan internal. 

Pada Maret, CEO Stephen Ehrlich dan Evan Psaropoulos, yang kemudian menjadi _chief financial officer_, setuju untuk memberikan pinjaman kepada Three Arrows. Nilainya hampir USD1 miliar atau sekitar Rp15,5 triliun dalam kripto, dengan pengungkapan keuangan yang sangat terbatas dari dana tersebut, menurut pengajuan pengadilan.

Ketika LUNA dan token saudaranya, terraUSD, mulai ambruk pada Mei, Voyager berusaha untuk menentukan dampaknya kepada Three Arrows. Pada awalnya, perusahaan diberitahu bahwa Three Arrows hanya merasakan sedikit dampak dari LUNA. Namun, pada Juni, Tim Lo, karyawan 3AC, menyarankan Voyager untuk menarik kembali semua pinjamannya ke 3AC karena dia khawatir pendiri 3AC tidak merespons permintaan informasi dari Lo dan karyawan lainnya. 

Setelah komunikasi panjang yang berlangsung hingga berjam-jam, Voyager menarik kembali semua pinjamannya ke 3AC dan _hedge fund_ itu segera dilikuidasi di British Virgin Islands.

Sebuah komite khusus yang terdiri dari dua anggota dewan Voyager mengemukakan bahwa mengejar klaim kelalaian terhadap Ehrlich dan Psaropoulos, yang sekarang menjadi _chief commercial officer_ Voyager, akan sulit dan mahal. Lebih dari itu, Voyager tidak akan mendapatkan banyak.

Voyager justru menyarankan penyelesaian yang akan membuat Ehrlich membayar USD1,1 juta atau sekitar Rp 17 miliar tunai kepada Voyager dengan mengejar klaim di bawah polis asuransi direktur dan pejabat sebanyak USD20 juta atau sekitar Rp310 miliar. Ini juga membuat Ehrlich dan Psaropoulos masih mungkin untuk melanjutkan posisi mereka saat ini.

Penyelesaian itu harus mendapat persetujuan dari hakim kepailitan dalam kasus tersebut.

Voyager yang berbasis di Toronto mengajukan kebangkrutan di New York pada bulan Juli silam. Salah satu alasan terbesarnya adalah kerugian akibat pemberian pinjaman kepada Three Arrows.

FBI Menambahkan Pendiri OneCoin, Ruja Ignatova, ke Daftar Buron Paling Dicari

Pelajari Lebih Lanjut

Berlangganan pada Newsletter mingguan kami

Cerita Terkait