Celsius Network, pemberi pinjaman kripto yang menghadapi masalah likuiditas, telah membayar penuh sisa utang mereka ke protokol pinjaman _decentralized finance_ (DeFi), Compound, membebaskan hampir USD200 juta atau Rp2,9 triliun sebagai jaminan yang dijanjikan.

Perusahaan itu sebelumnya telah membayar utang sebesar USD 50 juta atau Rp749 miliar terlebih dahulu kepada Compound pada Rabu (13/7) dan mendapatkan 10 ribu wrapped bitcoin (wBTC), sebuah token replika bitcoin yang ada di blockchain Ethereum. _Stake_ wBTC saat ini bernilai sekitar USD195 juta atau sekitar Rp2,9 triliun di saat waktu penulisan. 

Data dari pelacak transaksi blockchain, Etherscan, menunjukkan bahwa sebuah dompet yang terhubung dengan Celsius mengirimkan 50 juta token DAI, stablecoin yang senilai 1 dolar milik MakerDAO, kepada Compound sebanyak dua kali. Setelah pembayaran tersebut, Compound melepaskan 6.900 kemudian 3.100 token wBTC yang telah dikunci di dalam protokol sebagai jaminan kepada Celsius.

Setelahnya, Celsius mengirimkan 10 ribu wBTC tersebut ke alamat dompet tanpa label yang sebelumnya terdapat 416 ribu stETH (sekitar USD 435 juta atau Rp6,5 triliun) yang di-_stake_.

Pergerakan ini mengikuti taktik _treasury-management_ yang pernah digunakan Celsius untuk membayar penuh dan mengakhiri utang mereka dari protokol peminjaman DeFi yakni Aave dan Maker. Berbagai pinjaman dari protokol-protokol tersebut termasuk _overcollateralized_ atau dijaminkan secara berlebihan, artinya peminjam harus mengunci lebih banyak aset digital dibanding nilai pinjamannya.

Melunasi pinjaman yang jaminannya berlebihan secara teoritis bernilai positif untuk likuiditas Celsius karena asetnya memiliki nilai yang lebih besar dibanding jumlah yang harus dibayarkan.

Celsius merupakan salah satu perusahaan pemberi pinjaman yang tengah mengalami kesulitan akibat krisis likuiditas baru-baru ini di pasar kripto. Celsius telah membekukan _withdrawal_, memecat 23% pekerja, dan menyewa penasihat restrukturisasi.

Meski begitu, akhir-akhir ini Celsius telah melunasi pinjaman mereka kepada protokol DeFi. Sejak awal Juli, mereka telah membayar sekitar USD223 juta atau sekitar Rp3,3 triliun kepada Maker, USD235 juta atau sekitar Rp3,5 triliun kepada Aave, dan USD258 juta atau sekitar Rp3,8 triliun kepada Compound.

Hasilnya, Celsius berhasil mendapatkan kembali jaminannya yang bernilai lebih dari satu juta dolar AS dalam bentuk aset kripto. Sebagian besar jaminannya dalam bentuk wBTC dan token derivatif ether yaitu stETH, yang memang digunakan sebagai jaminan di protokol pemberi pinjaman yang bersangkutan. 

Setelah membayar pinjaman dari Maker, data blockchain menunjukkan bahwa Celsius telah mengirimkan hampir USD500 juta atau sekitar Rp7,4 triliun dalam bentuk wBTC yang sebelumnya merupakan jaminan utang kepada bursa kripto FTX.


Perusahaan pemberi pinjaman kripto yang bermasalah ini sebelumnya telah melunasi pinjaman dari Aave dan Maker.


Celsius lunasi pinjaman DeFi sebelum mengajukan kebangkrutan. (Foto CDI)

large_13-jul_Celsius lunasi pinjaman DeFi.jpg

medium_13-jul_Celsius lunasi pinjaman DeFi.jpg

small_13-jul_Celsius lunasi pinjaman DeFi.jpg

thumbnail_13-jul_Celsius lunasi pinjaman DeFi.jpg

13-jul_Celsius lunasi-pinjaman-DeFi-coindesk.jpg

Celsius Lunasi DeFi Loan Terakhir Mereka, Mendapatkan Kembali Hampir USD200 Juta dalam Wrapped Bitcoin dari Compound


Setelah mengalami aksi penjualan brutal pada 5 Agustus 2024, pasar kripto mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang signifikan. Bitcoin kini kembali menyentuh angka USD55.000 setelah sebelumnya sempat diperdagangkan di kisaran USD49.000.

Pada Selasa (6/8/2024) pagi, Bitcoin (BTC) stabil di harga USD 55.800, mencatat kenaikan sekitar 3% dalam 24 jam terakhir, menurut data dari CoinMarketCap. Dalam basis mingguan, Bitcoin masih tercatat mengalami penurunan sebesar 16%.

Ethereum, yang sebelumnya sempat tertekan di harga USD2.100, telah pulih dan kini diperdagangkan di kisaran USD2.521 dengan kenaikan 7% dalam periode yang sama. Altcoin lainnya seperti Binance Coin (BNB), Solana (SOL), dan XRP juga menunjukkan kenaikan sekitar 5%-6%.

## Pergerakan Harga Mirip dengan Saat Pandemi COVID-19

Hanya seminggu yang lalu, Bitcoin diperdagangkan di dekat angka USD70.000, dengan para pedagang optimis tentang kemungkinan terpilihnya kembali Donald Trump sebagai presiden AS dan harapan menjadikan Bitcoin sebagai aset strategis. 

Namun, sejak saat itu, harga Bitcoin anjlok hingga 30% dari puncaknya, menjadikannya penurunan terdalam dalam siklus pasar ini.

Daniel Chung, Co-Founder Syncracy Capital, mengatakan bahwa laju penurunan yang cepat ini mengingatkannya pada kejatuhan yang dipicu oleh COVID-19 pada tahun 2020, meskipun kali ini tidak separah itu. Pada saat itu, Bitcoin jatuh 57% dalam enam hari di pertengahan Maret 2020.

<blockquote class="twitter-tweet"><p lang="en" dir="ltr">Really giving COVID crash memories here - albeit we are at least halfway through the move already.<br><br>Expect crypto to recover relatively quickly given most of the selling at this point is forced and complete panic.<br><br>Ironically, the flood gates to a much greater bull market has… <a href="https://t.co/fBatMKmFXV">https://t.co/fBatMKmFXV</a></p>&mdash; Daniel Cheung (@HighCoinviction) <a href="https://twitter.com/HighCoinviction/status/1820326931310547169?ref_src=twsrc%5Etfw">August 5, 2024</a></blockquote> <script async src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script>

Matt Hougan, CEO Bitwise, juga membandingkan kejatuhan pasar akhir pekan ini dengan Maret 2020 dalam sebuah pembaruan pasar.
"Rasanya seolah-olah kita mungkin tidak akan pernah pulih. Media mengklaim bahwa Bitcoin gagal dalam ujiannya sebagai aset lindung nilai. Namun, berdasarkan sejarah, kejatuhan pasar akhir pekan ini merupakan peluang untuk membeli," kata Hougan.

Meskipun situasi saat ini mungkin menawarkan kesempatan masuk jangka panjang yang baik, risiko jangka pendek masih ada. Co-Founder 10x Research, Markus Thielen, dalam [laporannya](https://mail.10xresearch.co/p/bitcoin-dropping-50000-weak-data-week-rekindles-fears) mengatakan bahwa Bitcoin mungkin akan turun hingga serendah USD42.000 jika kelemahan ekonomi saat ini semakin memburuk menjadi resesi.


**Baca juga: [ETF Ether Spot Catat Outflow Rp8,1 Triliun Sejak Peluncurannya](https://www.coindesk.id/berita/etf-ether-spot-catat-outflow-rp8-1-triliun-sejak-peluncurannya)**



Dalam basis mingguan, Bitcoin masih tercatat mengalami penurunan sebesar 16%.

large_313-01 Agustus-Bitcoin Pulih ke USD55.000 Pasca Aksi Jual Besar-besaran.jpg

medium_313-01 Agustus-Bitcoin Pulih ke USD55.000 Pasca Aksi Jual Besar-besaran.jpg

small_313-01 Agustus-Bitcoin Pulih ke USD55.000 Pasca Aksi Jual Besar-besaran.jpg

thumbnail_313-01 Agustus-Bitcoin Pulih ke USD55.000 Pasca Aksi Jual Besar-besaran.jpg

313-01 Agustus-Bitcoin Pulih ke USD55.000 Pasca Aksi Jual Besar-besaran.jpg

Bitcoin Pulih ke USD55.000 Pasca Aksi Jual Besar-besaran

Pasar kripto saat ini menunjukkan ketidakstabilan yang signifikan, dengan harga Bitcoin (BTC) mengalami penurunan di bawah level USD54.000.

Pada Senin pagi (5/8/2024), harga Bitcoin diperdagangkan di USD53.861 atau setara dengan Rp871 juta, mengalami penurunan lebih dari 10% dalam 24 jam terakhir, menurut data dari [CoinMarketCap](https://coinmarketcap.com/). Harga aset kripto terbesar di dunia ini tercatat telah merosot lebih dari 21% dalam sepekan terakhir.

Penurunan harga Bitcoin menyebabkan gejolak di pasar aset kripto secara keseluruhan. Ethereum (ETH) juga mengalami penurunan sebesar 18%, diperdagangkan di kisaran USD2.344 atau setara dengan Rp38 juta. 

Altcoin seperti Binance Coin (BNB) dan XRP (XRP) mengalami penurunan signifikan masing-masing sebesar 13%, sementara Solana (SOL) anjlok 8% dalam periode waktu yang sama.

Total likuidasi di pasar derivatif kripto juga mencapai USD765,48 juta atau setara dengan Rp12,3 triliun, dengan sebanyak USD658 juta berasal dari posisi long yang terlikuidasi, menurut data dari [CoinGlass](https://www.coinglass.com/LiquidationData).

Penurunan di pasar kripto saat ini sebagian besar dipengaruhi oleh faktor ekonomi makro, di tengah ketegangan di Timur Tengah setelah pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, tewas dalam serangan di Teheran yang diduga dilakukan oleh Israel, yang kemudian disusul dengan ancaman balasan dari Iran.

Selain itu, terdapat sentimen negatif yang meredam minat terhadap aset berisiko seperti kripto dan saham teknologi.

**Baca juga: [Marathon Digital Akuisisi Bitcoin Senilai Rp1,6 Triliun](https://www.coindesk.id/berita/marathon-digital-akuisisi-bitcoin-senilai-rp1-6-triliun)**


Total likuidasi di pasar derivatif kripto juga mencapai USD765,48 juta dalam 24 jam terakhir.

large_312-01 Agustus-Bitcoin Tiba-tiba Turun di Bawah USD54.000, Ini Faktornya.jpg

medium_312-01 Agustus-Bitcoin Tiba-tiba Turun di Bawah USD54.000, Ini Faktornya.jpg

small_312-01 Agustus-Bitcoin Tiba-tiba Turun di Bawah USD54.000, Ini Faktornya.jpg

thumbnail_312-01 Agustus-Bitcoin Tiba-tiba Turun di Bawah USD54.000, Ini Faktornya.jpg

312-01 Agustus-Bitcoin Tiba-tiba Turun di Bawah USD54.000, Ini Faktornya.jpg

Bitcoin Tiba-tiba Turun di Bawah USD54.000, Ini Faktornya!

Sejak diluncurkan pada tanggal 23 Juli, Exchange-Traded Funds (ETF) untuk spot Ethereum telah menyaksikan arus keluar dana yang cukup besar, dibayangi oleh penarikan dana besar-besaran dari Grayscale Ethereum Trust (ETHE). 

Menurut [Farside Investors](https://farside.co.uk/?p=1518), total arus keluar dari semua produk ETF spot Ether mencapai USD498,3 juta atau Rp8,1 triliun, dengan lebih dari USD1,73 miliar atau Rp28,2 triliun keluar dari Grayscale Ethereum Trust.

![Outflow ETF Ether spot. (Foto CDI).png](/uploads/Outflow_ETF_Ether_spot_Foto_CDI_c1fdee111a.png)

Sebaliknya, ETF Ether lainnya mencatat arus masuk yang signifikan. BlackRock Ethereum Trust ETF (ETHA) mencatat arus masuk sebesar USD442 juta sejak diluncurkan. Bitwise dan Fidelity menyusul dengan arus masuk masing-masing sebesar USD276,3 juta dan USD244,2 juta.

Pola ini mengingatkan kita pada ETF spot Bitcoin yang memulai debutnya pada Januari 2024, yang mengumpulkan arus masuk bersih sebesar USD1 miliar selama empat hari pertama, meskipun juga mengalami arus keluar yang cukup besar dari Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) yang sudah ada sebelumnya.

Para analis memperkirakan bahwa tingkat arus keluar saat ini dari ETHE dapat menghabiskan asetnya dalam empat minggu ke depan. Namun, ada ekspektasi bahwa arus keluar mungkin mulai berkurang sejak minggu ini. 

Quinn Thompson, Founder Lekker Capital, mencatat di X bahwa ETHE telah melepaskan jumlah aset yang sama seperti yang dilakukan GBTC ketika Bitcoin menemukan titik terendah lokal pada akhir Januari, setelah aksi jual pasca-ETF. Bitcoin turun 15% menjadi di bawah $39.000 dalam dua minggu sebelum naik ke level tertinggi baru sepanjang masa.

<blockquote class="twitter-tweet"><p lang="en" dir="ltr">Larry Fink is laughing in disbelief that the market is going to let him run back the exact playbook on the ETH ETFs as BTC. The % of ETHE outflows right now corresponds to the % of GBTC outflows between Jan 23-24. It truly is going to be that simple isn&#39;t. <a href="https://t.co/jPQnmWMuQJ">https://t.co/jPQnmWMuQJ</a> <a href="https://t.co/vc5WhrtzVD">pic.twitter.com/vc5WhrtzVD</a></p>&mdash; Quinn Thompson (@qthomp) <a href="https://twitter.com/qthomp/status/1817884615752679518?ref_src=twsrc%5Etfw">July 29, 2024</a></blockquote> <script async src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script>

Mads Eberhardt, seorang analis kripto di Steno Research, mengamati bahwa arus keluar GBTC menurun secara signifikan setelah sesi perdagangan kesebelas, memprediksi bahwa ETHE dapat mengikuti lintasan yang sama.





Arus keluar besar-besaran datang dari produk ETF Ether milik Grayscale.

large_306-30 Juli-ETF Ether Spot Alami Outflow Rp8,1 Triliun Sejak Peluncurannya.jpg

medium_306-30 Juli-ETF Ether Spot Alami Outflow Rp8,1 Triliun Sejak Peluncurannya.jpg

small_306-30 Juli-ETF Ether Spot Alami Outflow Rp8,1 Triliun Sejak Peluncurannya.jpg

thumbnail_306-30 Juli-ETF Ether Spot Alami Outflow Rp8,1 Triliun Sejak Peluncurannya.jpg

306-30 Juli-ETF Ether Spot Alami Outflow Rp8,1 Triliun Sejak Peluncurannya.jpg

ETF Ether Spot Catat Outflow Rp8,1 Triliun Sejak Peluncurannya

Pada Selasa pagi (23/7/2024), Exchange-Traded Funds (ETF) menerima persetujuan akhir dari US Securities and Exchange Commission (SEC). Dengan ini, penerbit seperti BlackRock, Fidelity, Grayscale, VanEck, Franklin Templeton, Bitwise, 21Shares, dan Invesco dapat mulai menawarkan produk investasi kripto tersebut dan bisa mulai diperdagangkan hari ini.

Meskipun ada kegembiraan seputar peluncuran ini, reaksi pasar tetap relatif tenang. Terutama, _market maker_ Wintermute memproyeksikan bahwa ETF ether dapat menarik hingga USD4 miliar aliran masuk dalam satu tahun ke depan, seperti yang dikutip dari [CoinDesk](https://www.coindesk.com/markets/2024/07/22/ethereum-etfs-could-see-underwhelming-demand-two-research-firms-predict/).

Angka ini jauh lebih rendah dari perkiraan sebagian besar analis yang berada dalam kisaran USD4,5 miliar hingga USD6,5 miliar. Sebagai perbandingan, ETF Bitcoin telah mengumpulkan USD17 miliar aliran masuk sejak debutnya di AS pada Januari 2024.

Adapun Wintermute tetap optimis terhadap harga Ether, memprediksi potensi kenaikan sebesar 24% yang didorong oleh aliran masuk tersebut. Namun, proyeksi ini dibatasi oleh keputusan regulasi yang telah menghambat potensi penuh ETF tersebut. 

SEC telah menolak permintaan penerbit untuk mengizinkan ETF Ether _stake_ kripto yang mereka miliki, yang sebenarnya dapat menghasilkan pendapatan tambahan bagi investor. Keputusan ini mengurangi daya saing ETF Ether dibandingkan dengan kepemilikan langsung, di mana investor masih dapat memperoleh manfaat dari _staking_.

## Sentimen yang Lesu Terhadap ETF Ether

Perusahaan riset Kaiko turut menggemakan pandangan hati-hati ini. Head of Indices Kaiko, Will Cai, menunjukkan adanya respon yang lemah terhadap peluncuran ETF yang berfokus pada Ethereum sebelumnya, termasuk ETF Ether _futures_ di AS pada 2023 lalu.

"Semua mata tertuju pada peluncuran ETF spot dengan harapan tinggi terhadap akumulasi aset yang cepat," kata Cai. 

Ia menekankan bahwa harga Etjer kemungkinan akan sensitif terhadap angka aliran masuk awal, dan data terbaru mendukung pandangan ini. Kaiko melacak peningkatan tajam dalam volatilitas tersirat Ether selama akhir pekan, dengan kontrak yang mendekati kadaluarsa pada 26 Juli melonjak menjadi 67% dari 59%. Lonjakan ini menunjukkan bahwa para _trader_ membayar premi lebih tinggi untuk lindung nilai, mengindikasikan kurangnya kepercayaan terhadap peluncuran ETF itu.

ETF Ether spot dirancang untuk melacak harga token asli Ethereum, membuatnya lebih menarik bagi investor institusional. Dana ini dapat dibeli dan dijual melalui akun broker tradisional, memberikan akses mudah bagi mereka yang mungkin tidak familiar dengan aset digital. Pembungkusan ether dalam bentuk ETF ini berpotensi memperluas basis investornya dan meningkatkan partisipasi pasar.

Pada Mei, SEC telah menyetujui persetujuan awal untuk formulir 19b-4 yang diajukan bursa di AS untuk dapat memperdagangkan produk investasi tersebut.

**Baca juga: [Permintaaan ETF Ether Spot Diprediksi Lebih Rendah dari Bitcoin](https://www.coindesk.id/berita/permintaaan-etf-ether-spot-diprediksi-lebih-rendah-dari-bitcoin)**


Meskipun ada kegembiraan seputar peluncuran ETF Ethereum spot, reaksi pasar justru tetap relatif tenang.

large_294-23 Juli-Analis Kripto Prediksi Peluncuran ETF Ethereum Bisa Saja Mengecewakan.jpg

medium_294-23 Juli-Analis Kripto Prediksi Peluncuran ETF Ethereum Bisa Saja Mengecewakan.jpg

small_294-23 Juli-Analis Kripto Prediksi Peluncuran ETF Ethereum Bisa Saja Mengecewakan.jpg

thumbnail_294-23 Juli-Analis Kripto Prediksi Peluncuran ETF Ethereum Bisa Saja Mengecewakan.jpg

294-23 Juli-Analis Kripto Prediksi Peluncuran ETF Ethereum Bisa Saja Mengecewakan.jpg

Analis Kripto Prediksi Peluncuran ETF Ethereum Bisa Saja Mengecewakan

Celsius Lunasi DeFi Loan Terakhir Mereka, Mendapatkan Kembali Hampir USD200 Juta dalam Wrapped Bitcoin dari Compound

Pelajari Lebih Lanjut

Berlangganan pada Newsletter mingguan kami

Cerita Terkait