Akhir-akhir ini, sudah banyak perbincangan yang membahas tentang karya seni digital, koleksi kartu, dan gambar kartun yang harganya bisa terjual sampai ribuan dolar. Namun, apa sebenarnya makna aset virtual tersebut dan kenapa banyak orang yang mau membelinya dengan harga yang mahal? 

Selamat datang di dunia NFT. NFT adalah singkatan dari _non-fungible token._ Kata _non-fungible_ yang menggambarkan sesuatu yang ‘tidak dapat ditukar’ 1:1 dengan yang lainnya. Sebagai contoh, kita tidak dapat menukar lukisan Mona Lisa versi digital dengan sebidang tanah virtual di _metaverse_ dengan cara yang sama seperti ketika kita menukar dua lembar uang 100,000 ribu rupiah. Lukisan Mona Lisa digital dan sebidang tanah virtual memiliki kualitas yang berbeda, sehingga nilainya juga berbeda. Lain halnya dengan uang. Tiap lembar uang 100,000-an memiliki nilai yang sama, sehingga ditukar pun tidak masalah. Tetapi setiap NFT itu adalah karya seni yang unik dan satu-satunya. 

Cara lain untuk memahami konsep ini adalah dengan membayangkan seseorang mencoba untuk menukar perangko yang langka dengan kartu Pokemon. Tentu saja hal tersebut tidak bisa dilakukan, apalagi di mata kolektor. 

Namun, hal yang membuat NFT istimewa bukan terletak pada sifatnya yang tidak dapat ditukar, melainkan bagaimana NFT bisa membuat orang **memiliki bukti kepemilikan dari barang atau _item_ digital mereka.**

Sebelum ada NFT, sulit untuk menjual karya seni digital atau _digital artwork_ karena sekali saja satu karya tersebut dipublikasikan di internet, maka **siapa saja dapat menjiplaknya** dan mengakui kepemilikan palsu tersebut. Terlebih lagi, mustahil bagi kreator untuk mendapatkan royalti dari karya digital mereka sehingga kreator bisa mengambil persentase persenan setiap kali karna seni tersebut dijual ke pemilik baru. Sebelumnya, mustahil bagi gamer untuk bisa **memiliki karakter mereka sendiri** atau memiliki _item_ dalam game dan menjualnya kepada orang lain. Kini semuanya bisa terwujud karena NFT bisa membuktikan kepemilikan atas _item_ digital, mengatur royalti secara otomatis, dan memperjualbelikan _item_ virtual. 


Lantas, mengapa _item_ seperti kucing digital (CryptoKitties) maupun jenis NFT lainnya bisa terjual sampai ribuan dolar Amerika Serikat? Semua ini karena _scarcity_ atau kelangkaan aset tersebut. Hal menarik lainnya terkait NFT adalah mereka bukan hanya dapat digunakan untuk membuktikan kepemilikan terhadap sesuatu, tetapi juga **membuktikan kelangkaan aset tersebut.**

Ketika menciptakan atau **_minting_** NFT, kreator dapat menambahkan informasi tambahan terkait kelangkaan dari aset unik tersebut. Sebagai contoh, kreator dapat membuat lima buah _item_ digital edisi terbatasi dan menambahkan detail tambahan khusus dari setiap karya NFT tersebut. Hal ini memungkinkan setiap kreator NFT untuk menunjukkan kelangkaan dan keunikan _item_ bagi para pembeli. Walaupun seseorang ingin menjiplak karya tersebut atau membuat NFT yang identik, informasi yang ditujukan di setiap token tersebut akan sangat berbeda.
Meski begitu, mengapa ada orang yang mau membayar ribuan dolar AS hanya untuk membeli aset digital yang original jika mereka bisa membeli replika dari NFT tersebut dengan harga yang lebih murah? Alasannya sama ketika kita membeli barang langka atau _collectible_, originalitas adalah nomor satu. Sebagai contoh, apakah kamu rela menukarkan lukisan langka dari Andy Warhol dengan lukisan palsunya dengan harga yang murah? Walaupun kedua barang tersebut terlihat identik, tetapi para kolektor tidak akan mau menukarnya. 



Mengapa NFT bisa terjual sangat mahal?

nft101-coindesk

Apa itu NFT?

NFT dibuat menggunakan _smart contract_ atau kontrak pintar. Kontrak pintar merupakan bagian dari kode komputer yang melakukan beberapa fungsi secara otomatis ketika suatu kondisi memenuhi syarat yang telah ditentukan. Kontrak pintar ini yang memungkinkan NFT dapat ditukarkan dari satu pihak ke pihak lainnya, ataupun untuk menyimpan hal-hal terkait informasi pemilik _item_ saat ini.

Walaupun tidak semua, kebanyakan kontrak pintar NFT ini memenuhi standar token khusus Ethereum yang dikenal dengan ERC-721 dan ERC-1155. Standar token ini merupakan fungsi-fungsi yang harus dipenuhi kontrak pintar NFT agar bisa cocok satu sama lain dan sesuai dengan semua hal yang dibangun pada Ethereum.

Flow, Tezos, WAX dan Hedera Hashgraph merupakan contoh blockchain lainnya yang memiliki standar token mereka sendiri untuk menciptakan NFT yang kompatibel. Ketika NFT dibuat (atau di-_mint_), ada informasi unik yang tersimpan di dalam token, informasi ini disebut sebagai **metadata**. Informasi yang tersimpan di dalam metadata mencakup ID token NFT, alamat kontrak, serta keunikan lainnya yang dimiliki token tersebut.

Informasi terkait kreator juga diinput ke dalamnya, artinya siapa saja dapat **melacak siapa pembuat karya asli dari NFT tersebut.** Ini bisa menjadi hal yang penting jika sang kreator merupakan seniman ternama, atau jika NFT tersebut merupakan bagian dari koleksi NFT tertentu. Metadata ini yang membuat NFT dapat melakukan fungsinya dan tidak dapat disalin secara legal. Metadata inilah yang membuat NFT berjalan sesuai fungsi naturnya yakni _item_ digital yang ‘tidak dapat ditukar’, unik, dan hanya ada satu-satunya tanpa bisa dipalsukan. 

Metadata juga menjadi **satu sumber keaslian dari NFT**. Artinya, karya seni digital tersebut dapat dengan mudah diautentikasi tanpa memerlukan pihak ketiga untuk menyatakan keasliannya. Metadata kemudian disimpan secara permanen pada blockchain untuk membuat setiap NFT terbukti, terpercaya, dan transparan. Proses ini juga yang membuat NFT **tidak dapat dihancurkan, dibagi menjadi beberapa bagian, diubah, atau disensor.**


NFT dibuat menggunakan _smart contract_ atau kontrak pintar. 

Bagaimana Cara Kerja NFT?

Konsep dari NFT pertama kali dibayangkan pada 2012 dengan kreasi **koin-koin yang berbeda warna**. Koin-koin ini merupakan unit kecil dari bitcoin yang disebut ‘satoshis’ yang diwarnai dengan metadata yang unik. Dengan menambahkan informasi berbeda ke setiap satoshi tersebut, maka itu akan membuka gerbang yang memperkenalkan aset nyata pertama pada blockchain untuk pertama kalinya. 

Sayangnya, keterbatasan bahasa pemrograman Bitcoin membuatnya tidak mampu untuk mempertahankan konsep tersebut. Namun, hadirnya konsep ini membuka potensi dalam mentokenisasi aset unik pada blockchain. Pada 2014, Kevin McCoy membuat NFT pertama yang terhubung dengan sebuah karya nyata (_real artwork_), yang dikenal dengan nama “Quantum”,  menggunakan blockchain NameCoin.

Di tahun yang sama, platform keuangan _peer-to-peer_ yang dibuat di atas blockchain Bitcoin yakni Counterparty, menjadi platform pertama yang memungkinkan pengguna untuk membuat aset mereka sendiri dan menjualnya pada pertukaran desentralisasi di dalam platform tersebut. Satu tahun kemudian, Counterparty bekerjasama dengan Spell of Genesis untuk menciptakan _mobile game_ berbasis blockchain pertama di dunia yang mengeluarkan aset dan koleksi di dalam game itu sendiri. 


Pada akhir 2016, NFT berbasis meme populer dengan gambar kodok bernama Pepe yakni Rare Pepes, muncul pada Counterparty. NFT tersebut menjadi sangat populer sampai terciptanya _Rare Pepe Meme Directory_, yang mana merupakan kumpulan para “_experts_” atau “ahli” yang akan menyatakan dan mensertifikasi kelangkaan dalam setiap NFT Pepe Meme. 

Selanjutnya adalah kehadiran CryptoPunks yang merupakan _marketplace_ atau pasar NFT pertama yang dirilis pada Oktober 2017. Platform tersebut menggunakan algoritma untuk membuat 10,000 gambar karakter digital yang unik. Gambar-gambar tersebut diperjualkan pada blockchain Ethereum dan memungkinkan setiap orang yang mempunya dompet Ethereum untuk mengakuisisi NFT tersebut hanya dengan membayar biaya transaksi yang kecil.

Uniknya, rata-rata harga penawaran untuk satu CryptoPunk pada 2020 sampai 2021 adalah 30.77 ETH atau sekitar USD95,000 atau sekitar Rp1.3 miliar. Harga CryptoPunk paling mahal yaitu #3100 dan #7804 yang terjual seharga 4,200 ETH untuk masing-masing NFT atau sekitar USD13,6 juta atau Rp198,8 miliar per gambarnya. 

NFT Cryptopunk yang pertama dibuat menggunakan standar token ERC-20, yang menjadi standar yang sering digunakan untuk menciptakan NFT. Standar ERC-20 harus dimodifikasi agar memungkinkan NFT untuk dibuat dan membuka jalan bagi standar token NFT ERC-721 yang sering digunakan saat ini.

Standar token baru tersebut digunakan pada Desember 2017 untuk membuat CryptoKitties, _game_ NFT-centric pertama di blockchain Ethereum yang didasarkan pada pengumpulan kucing digital yang unik. Game CryptoKittes berhasil memperoleh keuntungan lebih dari USD12,5 juta atau senilai Rp283,7 miliar dan berhasil mendongkrak kepopuleran NFT. 

Hal yang paling menarik dari CryptoKitties adalah kemampuannya dalam mengembangbiakkan kucing digital dan menghasilkan kucing yang baru dan unik. Setiap kucing digital tersebut memiliki nomor sendiri, yakni genom 256-bit yang berbeda yangmasing-masing DNA virtual dan berbagai sifat (pola, bulu, bentuk mata, warna aksen, dan perilaku) yang berbeda dan unik. 

CryptoKitties menjadi sangat populer pada 2017 dan mendominasi 10% lalu lintas dari seluruh jaringan pada Ethereum dan menyebabkan kemacetan jaringan yang besar. Game tersebut menjadi identik dengan NFT dan menyebabkan ledakan tren NFT dan menciptakan pasar baru yang mendukung popularitas NFT. Mengikuti gelombang popularitas CryptoKittie pada 2018, Decentraland yang merupakan dunia virtual berbasis blockchain berhasil mengumpulkan USD26 juta atau senilai Rp380,1 miliar.

Pada 2020, Dapper Labs yang merupakan tim pengembang CryptoKitties merilis versi beta dari NBA Top Shot. NBA Top Shot merupakan koleksi kartu digital yang menampilkan cuplikan video National Basketball Association.

Dapper Labs juga menciptakan blockchain mereka sendiri,Flow, untuk bersaing dengan Ethereum dan menjadi layanan blockchain NFT yang lebih cepat dan efisien. Blockchain tersebut diciptakan setelah melihat kesulitan dalam melayani permintaan dari para pemain CryptoKittie. 

Sejak saat itu, NFT terus berkembang dengan pesat. Pada 2021, satu CryptoPunk terjual seharga 4,200 ETH. CEO Twitter, Jack Dorsey pada saat itu (kini CEO Twitter adalah Elon Musk), menjual _thread_ Twitter pertamanya sebagai NFT seharga USD2,9 juta atau sekitar Rp42,3 miliar. Beberapa musisi ternama termasuk Kings of Leon, Grimes, dan Steve Aoki juga telah menjual NFT mereka sendiri.

Beeple, kreator digital populer, telah muncul di berbagai halaman utama berita pada 11 Maret 2021 karena mencetak NFT termahal di dunia. Karyanya yaitu “_Everydays — The First 5000 Days_” terjual di pelelangan Christie dengan harga USD69 juta atau senilai Rp1 triliun.


Konsep NFT pertama kali hadir pada 2012. 

Mengenal Sejarah NFT 

Dunia digital telah menyebar dan berkembang dengan pesat. _Game online_ telah menjadi hiburan umum bagi jutaan orang, begitu juga dengan _virtual reality_ (VR) dan _augmented reality_ (AR). Perkembangan dari kedua teknologi tersebut juga sudah semakin canggih. 
Meski begitu, ada satu masalah. Kebanyakan dunia virtual dan game virtual ini tidak dapat dioperasikan bersamaan. Pemain tidak dapat memainkan game Call of Duty, kemudian mengunjungi permainan casino virtual di dalam Decentraland, atau melihat karya seni digital di dalam galeri simulasi NFT.
Lantas, bagaimana jika ada satu ruang dimana dunia game dan pengalaman virtual bergandengan satu sama lain sehingga pemain dapat dengan mudah berpindah tempat? Bayangkan juga jika ada kemungkinan untuk mengakses _marketplace_ dimana pemain dapat bertukar _item_ dalam game dan aset kripto yang mereka miliki kepada siapapun di dunia ini. Selamat datang di “_metaverse_”, tempat yang memungkinkan itu semua terjadi saat ini. 

_Metaverse_ merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan ruang digital yang dibuat oleh konvergensi realitas fisik yang disempurnakan, _augmented reality_ (AR), dan internet. Istilah _metaverse_ muncul di dalam novel sains fiksi pada 1992 yang berjudul _Snow Crash_. Dalam novel ini, diceritakan sepasang kurir yang kabur ke _metaverse_. 

Tidak seperti di dunia nyata, kamu tidak menemukan batasan di _metaverse_. Apa yang sebelumnya hanya menjadi sebuah konsep _sci-fi_ canggih yang tak mungkin terjadi, kini bisa diwujudkan di _metaverse_. 

Jutaan orang telah menghabiskan waktu yang sangat lama di dalam dunia virtual. Namun saat ini, perangkat komputer dan konsol game yang bisa mengoperasikan beberapa hal sekaligus di _metaverse_ masih terbatas. 

Industri gaming saat ini sangat mempromosikan dunia _metaverse_ melalui _virtual reality_ (VR) dan _headset_ modern seperti Oculus.

Ekspektasinya, NFT akan menjadi peran paling dasar di dalam dunia _metaverse_, memungkinkan para pemain untuk memiliki dan memperjualbelikan _item_ di dalam game seperti karakter, senjata, plot tanah, bahkan aset kripto, yang bisa diperjualbelikan ke sesama pengguna.

_Metaverse_ juga memberi kesempatan untuk para gamer, kreator, maupun seniman untuk membuat aliran pendapatan baru dari hal-hal yang mereka bangun dan hasilkan. Misalnya, _metaverse_ memberikan kemudahan bagi orang-orang untuk membuat tempat hiburan virtual seperti kasino, ruang konser, lokasi balapan, maupun taman hiburan, dan mereka dapat membebankan biaya bagi pemain lain untuk menggunakannya.

F1 Delta Time, yang permainan berbasis NFT ini dibentuk pada Ethereum. F1 Delta Time telah menjual aset digital yang merepresentasikan kepemilikan aset sebanyak 5% pada lintasan balap Monaco-nya sebesar USD220,000 atau sekitar Rp3,2 miliar. Aset digital ini memungkinkan pemiliknya untuk mendapatkan dividen dari setiap penjualan tiket dan penghasilan dari acara yang diadakan di dunia virtual tersebut.

Potensi tersebut tentu tidak ada batasnya. Berbagai perusahaan besar, termasuk Facebook, pun masih berada di permukaan dalam menggali potensi di dalam _metaverse_ ini. Meskipun tidak ada orang yang dapat memprediksi hasil akhir dari _metaverse_ ini, bisa dipastikan bahwa NFT akan menjadi salah satu komponen utamanya. 


NFT mampu memperluas pengalaman pengguna di metaverse. 

Apa Peran NFT di Dunia 'Metaverse'?

NFT 101

Bitcoin (BTC) adalah tipe aset digital yang dikenal dengan nama aset kripto atau _cryptocurrency_. Bitcoin bisa digunakan untuk membayar berbagai hal, tetapi lebih sering dianggap sebagai aset digital yang setara dengan emas. Aset kripto seperti bitcoin (dengan huruf awalan “b”) dinamakan “kripto” karena aset ini menyimpan informasi menggunakan kriptografi, dan mengkodekannya dengan cara khusus. Cara Jaringan Bitcoin atau “Bitcoin newtork” (Huruf besar “B”) menjalankan transaksi adalah dengan menyelesaikan masalah kriptografis. 

## Sejarah Bitcoin
_Cryptocurrency_ atau aset kripto diluncurkan pada Januari 2009 - segera setelah krisis finansial pada 2008. Bitcoin dengan cepat menjadi mata uang digital terdesentralisasi pertama yang sukses di dunia. “Terdesentralisasi” sederhananya berarti bahwa tidak ada satu pun entitas, perusahaan, atau pemerintahan yang memiliki atau mengontrol Bitcoin. Kenyataannya, siapapun yang memiliki koneksi internet bisa membantu cara kerja dan mengatur jaringan Bitcoin. 

Bitcoin diciptakan oleh developer anonim, atau beberapa developer, dengan nama samaran “Satoshi Nakamoto”. Sampai saat ini, belum ada yang mengetahui identitas asli Nakamoto. 

Transfer uang menggunakan [glossarytip word="bitcoin"]Bitcoin[/glossarytip] serupa dengan mengirim uang melalui e-mail. Transaksi dilakukan dengan cepat, dan yang terpenting, tidak membutuhkan bantuan dari pihak ketiga (seperti bank) untuk memproses transaksi. Ini merupakan salah satu keunggulan dari menggunakan bitcoin. Alih-alih mempercayakan bank untuk menahan dan transfer uang, aset kripto membiarkan orang-orang bisa mengontrol kekayaan mereka secara penuh tanpa campur tangan pihak ketiga. 

Serupa dengan _e-mail_, bitcoin juga tidak memiliki bentuk fisik. Artinya, pengguna tidak bisa menahan bitcoin seperti uang tunai di rekening bank. Semua aset kripto, termasuk bitcoin, hadir dalam bentuk digital dan setiap pencatatan data transaksi didistribusikan secara publik pada buku besar yang transparan yang disebut dengan blockchain. 

Satu bitcoin terdiri dari 100 juta unit yang lebih kecil yang disebut “satoshis”. Pikirkan itu sebagai satu dollar Amerika Serikat yang setara dengan 100 sen. Ini artinya setiap orang bisa membeli sampai sekecil 0.00000001 bitcoin dan bisa mengirimkannya ke orang lain juga dalam jumlah kecil. 

Persediaan bitcoin dibatasi sampai 21 juta koin. Ini artinya jumlah bitcoin yang beredar tidak akan lebih dari 21 juta koin. Limit pasokan ini telah diprogramkan pada sumber kode Bitcoin oleh Satoshi Nakamoto sejak pertama kali dirilis. 

Setiap kali block baru ditemukan melalui proses yang disebut dengan mining atau penambangan, sejumlah bitcoin tersebut akan diberikan kepada sang miner atau penambang dan hadiah tersebut dikenal dengan istilah block reward.  Setelah jumlah bitcoin di sirkulasi pasar sudah mencapai 21 juta, tidak akan ada bitcoin lagi yang beredar.


Bitcoin (BTC) adalah tipe aset digital yang dikenal dengan nama aset kripto atau _cryptocurrency_. 

Apa itu Bitcoin ?

Setelah mengetahui apa itu bitcoin, mari kita pelajari cara kerja bitcoin. Ada dua komponen utama dalam Bitcoin, yakni jaringan Bitcoin dan blockchain Bitcoin. _Bitcoin network_ atau jaringan Bitcoin merupakan sistem pembayaran elektronik _peer-to-peer_ yang online dan dioperasikan serta diatur oleh komunitas terdistribusi global yakni para kontributor yang disebut juga dengan istilah node. Node sederhananya adalah seseorang atau sekumpulan orang yang bertugas untuk memverifikasi dan/atau mencatat transaksi pada blockchain Bitcoin. Siapapun di dunia bisa berpartisipasi dalam jaringan dan menjadi node. Yang dibutuhkan adalah akses listrik dan koneksi internet yang baik. 


Blockchain Bitcoin merupakan database yang merekam seluruh transaksi bitcoin. Blockchain adalah teknologi buku besar terdistribusi yang melibatkan penyimpanan data transaksi pada block digital yang terhubung dengan chain atau rantai. Ketika seseorang ingin mengirimkan bitcoin kepada user lain, biasanya akan dikirimkan ke digital wallet (perangkat lunak yang berfungsi sebagai dompet digital) milik user tersebut. Sang pengirim harus menyiarkan transaksi tersebut ke semua node di jaringan Bitcoin. Pemberitahuan transaksi tersebut serupa dengan meneriaki semua orang, “Hey semuanya, aku memberikan si A senilai 0,5 BTC!”

Di dalam transaksi, orang yang mengirimkan bitcoin menyertakan wallet address atau alamat dompet digital user penerima koin dan jumlah koin yang dikirimkan. Alamat ini disebut dengan istilah public key.  Ada dua tipe kunci yang membentuk digital wallet kripto:
Private key: kode rahasia yang hanya boleh diketahui oleh pemilik wallet saja yang berfungsi untuk mengakses konten-konten yang ada di wallet. 
Public key: alamat yang bisa diketahui oleh publik untuk mengirimkan atau menerima aset kripto. 

Cara mudah untuk memahaminya adalah dengan mengibaratkan public key sebagai alamat rumah, semua orang bisa menemukannya dan mengirimkan apapun kepada alamat tersebut. Di sisi lain, private key diibaratkan sebagai kunci depan rumah. Itu adalah sesuatu yang disimpan baik-baik dan hanya bisa diakses oleh pemilik rumah saja. Transaksi ini ditandatangani secara digital oleh pengirim untuk menunjukkan legitimasi transfer, dan akan ada iuran kecil yang terpotong dan akan diberikan pada penambang yang akan mencatatkan transaksi tersebut ke blockchain. 

Node spesial pada jaringan Bitcoin, atau yang disebut sebagai mining nodes, kemudian akan bersaing untuk memenangkan hak untuk memasukkan transaksi tersebut dan transaksi lainnya ke block selanjutnya pada blockchain. Karena blockchain bitcoin itu publik dan bisa dijalankan oleh semua orang, maka dibutuhkan sistem yang menjamin bahwa seluruh pengguna yang berpartisipasi itu berniat baik. Caranya adalah dengan mengharuskan para mining node untuk memiliki beberapa hal seperti daya komputasi, waktu, dan listrik yang besar untuk bisa membuka kunci block selanjutnya pada blockchain. Ini dikenal dengan sebutan proof-of-work. Sebagai contoh, Bitcoin menggunakan tipe hashing function yang dikenal dengan SHA-256, yang mengambil input apapun dan mengubahnya menjadi kode 64-karakter. Jika kita mengambil kata “CoinDesk” dan mengubahnya ke kode hash SHA-256, maka kodenya akan menjadi: 7e7a91f75a4a765b2cecab3d093f3dfd586f2539ac0544765650b9a27c139e42. 

Menariknya, jika kita mengganti input bahkan hanya dengan satu karakter, maka hash-nya juga akan berbeda secara keseluruhan. Sebagai contoh, hash untuk “FoinDesk” adalah: 1ac19a9538d961d0df467764685481c7b83dbb9a7efd81ade098b541eb2d8061

Karena setiap hash itu sangat acak dan uni, hampir tidak mungkin untuk bisa memprediksi hash apa yang akan diperoleh dari tiap input. Ini yang membuat pencarian kode yang tepat untuk membuka kunci block Bitcoin baru itu sangat sulit. Pada dasarnya ini hanya merupakan trial and error sampai miner bisa menemukan hash yang tepat. 

Ketika seorang miner sukses menciptakan _hash_ yang tepat, mereka akan memenangkan hak untuk menambahkan batch baru dari sekumpulan transaksi ke dalam sebuah block baru dan menambahkannya ke dalam mata rantai (chain).  Block Bitcoin baru tersebut tercipta kira-kira setiap sepuluh menit. 

Sebagai imbalan atas usaha para miner, mereka akan menerima sejumlah bitcoin yang dikenal dengan istilah block reward, serta mendapatkan setiap iuran (fees) yang ada di dalam transaksi yang mereka masukan ke dalam block baru tersebut. Block reward Bitcoin dirilis berdasarkan jadwal yang sudah terprogramkan. Setiap 210,000 block, jumlah bitcoin yang akan diberikan kepada miner akan terbagi dua, proses ini dikenal dengan nama halving. Sistem ini perlahan akan mengurangi pasokan bitcoin baru yang masuk ke sirkulasi pasar sampai nanti tidak ada lagi koin Bitcoin yang bisa ditambang. 

Setelah transaksi disiarkan, para node di jaringan Bitcoin akan berebut untuk memverifikasinya. Mining node yang berhasil memasukkannya ke block baru pada blockchain dan mencatatnya secara permanen. Ini yang membuat setiap transaksi di blockchain itu immutable atau tidak bisa diubah. Karena setiap node di seluruh jaringan Bitcoin yang tersebar di seluruh dunia merekam kopian transaksi yang sama, maka siapapun yang berusaha untuk mengubah salah satu dari transaksi tersebut harus mampu untuk meretas perangkat semua orang dan mengubahnya, yang mana tentunya hampir tidak mungkin dilakukan. 



Ada dua komponen utama dalam Bitcoin, yakni jaringan Bitcoin dan blockchain Bitcoin. 

Bagaimana Cara Kerja Bitcoin?

Siapakah yang sebenarnya menciptakan bitcoin? Bitcoin pertama kali disebutkan pada dokumen teknikal sebanyak sembilan lembar yang dikenal dengan sebutan white paper. Berjudul “Bitcoin: A Peer-to-Peer Electronic Cash System”, dokumen ini dipublikasikan pada 31 Oktober 2008 oleh penulis dengan nama samaran Satoshi Nakamoto. Sangat sedikit informasi yang diketahui mengenai Satoshi Nakamoto, selain keahliannya dalam programming komputer dan ketertarikannya terhadap kriptografi. 
Dalam sebuah e-mail, Nakamoto mengatakan bahwa ia telah mengerjakan Bitcoin sejak pertengahan 2007. Dua tahun kemudian, protokol Bitcoin secara resmi diluncurkan. Kemudian, pada April 2011, Satoshi mengirimkan sebuah e-mail yang menyatakan “Aku telah berpindah fokus pada hal lain. Kini ini telah berada di tangan yang tepat yakni Gavin [Andresen] dan semuanya.” Kemudian Nakamoto menghilang selamanya. Menurut profil yang dibuat oleh Nakamoto pada situs web P2P Foundation, bionya menyatakan bahwa ia adalah seorang pria, berusia 35 tahun, dan berasal dari Jepang. Namun belum tentu fakta ini akurat. 

Nakamoto pun berusaha keras untuk menutupi identitasnya. Tetapi itu tidak menghentikan orang-orang untuk mengklaim gelar pencipta Bitcoin itu. Banyak orang yang mengakui bahwa dirinya adalah Satoshi selama beberapa tahun belakangan, termasuk kepala peneliti Craig Wright, penulis “The Generation Bitcoin” yaitu Jörg Molt, bahkan seorang pekerja di NHS Inggris yakni James Bilal Caan. 

Anggota komunitas kripto juga telah memiliki prediksi terhadap beberapa orang yang bisa jadi merupakan sang pencipta bitcoin, mereka adalah Hal Finney dan Nick Szabo. Hal Finney merupakan seorang ilmuwan komputer, insinyur perangkat lunak, dan anggota kelompok kriptografi pelopor yang dikenal sebagai istilah cypherpunks. Ia tinggal di kota kecil, yang juga ditinggali oleh seorang pria bernama Dorian Satoshi Nakamoto, yang mana banyak orang percaya menjadi orang yang menginspirasi Finney untuk membuat nama samaran tersebut. Finney juga menjadi orang pertama yang menerima transaksi bitcoin dari Satoshi Nakamoto pada 2009. Ia juga menjadi sosok pionir yang mengemukakan sistem Proof-of-Work di blockchain Bitcoin. 

Kemudian Nick Szabo juga merupakan seorang ahli komputer. Szabo menguraikan mata uang digital terdesentralisasi pertama, bernama bitgold, pada 1998. Banyak fitur desain bitgold yang digunakan pada pembuatan bitcoin. Kaitan yang menarik antara Szabo dan Nakamoto yaitu adalah bahwa Hal Finney dan tokoh-tokoh terkemuka lainnya pada saat itu memiliki kontak rutin dengan pencipta Bitcoin. Namun, tak pernah ada pesan yang terkirim antara Szabo dan Nakamoto. 

Hal menarik lainnya adalah bahwa di kebudayaan Jepang, nama tengah itu diletakkan di depan, menjadi Nakamoto Satoshi. “NS” secara kebetulan merupakan inisial dari Nick Szabo. Dalam sebuah e-mail antara Nakamoto dan Hal Finney pada 2009, sang pencipta Bitcoin juga membicarakan bagaimana alamat bitcoin yang mereka hasilkan secara random kebetulan berisi inisial mereka. (1NSwywA5Dvuyw89sfs3oLPvLiDNGf48cPD). Sampai saat ini hampir tidak mungkin bagi kita untuk mengetahui identitas asli dari sang pencipta Bitcoin. Namun, memang lebih baik seperti ini adanya mengingat pergerakan aset kripto yang juga masih terus berevolusi. 



Sampai sekarang belum diketahui siapa pencipta bitcoin. 

Siapakah Pencipta Bitcoin?

(Disclaimer): 
_Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada CoinDesk Indonesia hanya bertujuan untuk memberikan informasi yang bisa dijadikan rujukan/referensi belaka, dan tidak boleh ditafsirkan sebagai saran untuk berinvestasi. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun. Perdagangan di semua pasar keuangan pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, seseorang harus selalu melakukan penelitian menyeluruh dan mencari nasihat dari profesional._

Untuk membeli bitcoin, dibutuhkan empat hal yaitu: 
_Bitcoin wallet_
_Bitcoin exchange_
_Proof of identity_
_Payment method_

Dompet bitcoin sederhananya adalah tipe perangkat lunak yang menyambungkan dengan jaringan Bitcoin. Ketika ada bitcoin wallet baru diciptakan, public key dan private key berfungsi sebagai alamat pengiriman/penerimaan dan menjadi kunci untuk membuka wallet masing-masing. Penting untuk dicatat bahwa user jangan pernah memberikan private key kepada pihak ketiga, sama seperti kamu tidak memberikan kunci rumah atau PIN ATM kepada orang lain. 

Ketika mengatur akun pada bitcoin exchange, seluruh platform akan memiliki built-in servis wallet digital yang secara otomatis menyimpan bitcoin milikmu. Meski begitu, ini tidak dianggap aman. Bahkan platform yang paling aman sekalipun bisa diretas dan kamu tetap berkemungkinan untuk kehilangan saldo yang ada di dalamnya. Para pengguna direkomendasikan untuk segera mentransfer bitcoin yang dibeli dari exchange dan memindahkannya ke layanan wallet yang lebih aman. 

_Hardware wallet_ merupakan alat berbentuk fisik berukuran kecil yang bisa menyimpan bitcoin secara offline, dan ini dianggap sebagai opsi paling aman untuk menyimpan kripto. Tiga perusahaan terdepan yang menyediakan solusi hardware wallet yakni Ledger, Trezor, dan KeepKey. “Selalu langsung membeli aset kripto situs vendor resmi agar yakin bahwa kamu mendapatkan alat yang otentik yang belum dibongkar. Ada juga beberapa jumlah perangkat lunak dompet bitcoin gratis yang bisa diunduh di laptop dan ponsel. Untuk daftar dompet bitcoin yang telah di peer-review,  segera kunjungi bitcoin.org. 

Setelah memiliki wallet, kamu kini harus menuju exchange yang memungkinkan user untuk sign up, dan terhubung ke rekening bank untuk membeli bitcoin. Untuk orang yang suka berpergian, ada cara yang mudah dan gratis, yakni dengan mengunduh aplikasi mobile trading yang bisa memungkinkan user membeli bitcoin dalam satu klikan saja. Untuk sign up, dibutuhkan SIM, KTP, atau paspor sebagai bukti kebenaran alamat. Setelah sign up, user harus mengisi deposit yang saldonya diisi dari rekening bank yang terhubung. 




Setelah mengetahui arti, cara kerja, dan asal Bitcoin, berikut adalah cara membelinya. Sebelum beralih ke sini, perlu diketahui bahwa:


Ini Cara Membeli Bitcoin 

Bitcoin 101

Crash Course

BTC-101.jpg


Ethereum merupakan platform perangkat lunak atau _software_ berbasis _blockchain_ yang pertama kali digagas pada 2013 dan diluncurkan resmi pada 2015. Serupa dengan Bitcoin, Ethereum juga memiliki mata uang atau aset kriptonya sendiri yang dapat digunakan sebagai alat pertukaran  melalui internet, yang disebut dengan ether (ETH).

Perbedaannya dengan Bitcoin, Ethereum juga memungkinkan para _developers_ atau pengembang untuk membuat aplikasi mereka sendiri di atas _blockchain_ Ethereum. Hal ini mirip dengan aplikasi yang sering kamu gunakan di smartphone. 

Jadi, perbedaan utama dari kedua jaringan Bitcoin dan Ethereum yakni aplikasi yang dibuat di jaringan Ethereum bersifat decentralized_ atau terdesentralisasi. Inilah yang melahirkan istilah _decentralized applications_, atau dapps.
 
Lalu, apa maksud dari semua ini? Jadi ketika kita melihat aplikasi biasa di _smartphone_, mereka biasanya berjalan dan dikembangkan oleh satu perusahaan, seperti Snapchat, Pocket dan Google Maps. Perusahaan-perusahaan ini cenderung memiliki kepemilikan penuh terhadap aplikasi tersebut dan seringkali mengumpulkan informasi-informasi dari pengguna, menyimpannya, dan menggunakannya untuk tujuan bisnis, seperti menjual iklan. Dengan kata lain, informasi pribadi pengguna akan digunakan demi kepentingan keuntungan perusahaan. 

Jika pemerintah ingin menutup satu aplikasi, maka mereka secara teoritis mereka bisa mendatangi perusahaan tersebut dan meminta perusahaan untuk menutup segala operasinya. Jika aplikasi tersebut berada di bawah yurisdiksi pemerintah, maka pemerintah juga berwenang untuk memaksa perusahaan aplikasi untuk tutup. Hal ini yang membuat aplikasi biasa lebih rentan tersandung sensor dan bermasalah dengan pemerintah. 

Di sisi lain, apa yang akan terjadi jika terdapat aplikasi yang berjalan secara otonom, tidak membutuhkan perusahaan untuk mengaturnya, dan tidak dapat ditutup oleh pemerintah, atau siapapun? Inilah yang menjadi esensi dari aplikasi terdesentralisasi. Ketahanan terhadap sensor menjadi alasan besar mengapa dapps menarik bagi banyak orang. 

Mudahnya, kamu bisa menjadikan internet sebagai contoh yang bagus. Tidak ada yang memiliki internet dan tidak mungkin untuk menutup apapun yang ada di internet secara keseluruhan saat ini.  Ini disebabkan karena Internet memungkinkan semua orang bebas menyebarkan informasi, yang mana kebebasan ini tidak pernah ada sebelumnya. Hal ini tentunya mampu menciptakan dunia di mana ada banyak layanan-layanan yang hadir secara _online_, contohnya adalah e-commerce dan media sosial. 

Dapps juga memberikan cara baru bagi kita dalam urusan finansial. Kini, kita dapat meminjam atau meminjamkan uang langsung kepada siapapun di dunia ini tanpa harus melalui perantara bank. Maka dari itu, mengirimkan uang kepada orang yang tinggal di suatu negara yang tidak memiliki fasilitasi perbankan yang memadai seperti hipotek tak akan lagi menjadi masalah jika sudah ada dapps. 

Dengan dapps, kamu bisa melewati masalah-masalah tersebut dan meminjam langsung dari orang yang berada di manapun di dunia ini hanya dengan bermodalkan _smartphone_ dan koneksi internet.

Karena dapps berjalan secara otonom, tidak ada yang mengumpulkan data kamu dan menjualnya ke pihak ketiga. Hal ini merupakan keuntungan yang besar jika kamu khawatir terhadap keamanan data privasimu. 



Ethereum pertama kali digagas pada 2013. 

Apa Itu Ethereum? 

Ethereum dapat dipecah menjadi 3 komponen utama, yakni Jaringan Ethereum, Blockchain Ethereum, dan _Ethereum Virtual Machine_ (EVM). Jaringan Ethereum mirip dengan jaringan Bitcoin, termasuk pemeliharaan dan pengoperasiannya yang dilakukan oleh sekelompok grup kontributor terdistribusi yang dikenal dengan istilah _node_. _Node_ ini menjalankan beberapa tugas, termasuk menyebarkan dan mencatat transaksi, begitu juga menambahkan catatan transaksi tersebut ke blockchain Ethereum.

Sama juga dengan Bitcoin, Ethereum memiliki mata uang atau aset kripto sendiri yang dinamakan ether (ETH). Aset digital ini menjadi bahan bakar pada ekosistem Ethereum. Segala aktivitas yang berjalan pada Ethereum, entah itu pergerakan dana antara _wallet_ atau ketika pengguna ingin menggunakan dapps, semua aktivitas itu akan disimpan di blockchain sebagai data transaksi. Untuk memasukkan data transaksi ke blockchain, terdapat biaya yang harus dibayarkan kepada penambang, bahan bakar ini disebut sebagai _gas fee_. 

Biaya bahan bakar atau _gas fee_ ini  beroperasi dengan sistem lelang. Pengguna yang memasukkan biaya bahan bakar yang lebih besar, maka transaksi mereka akan lebih cepat dimasukkan ke blockchain. 

Ethereum bahkan menggunakan sistem _Proof-of-Work_ yang seruoa juga dengan sistem yang berjalan pada jaringan bitcoin ketika menambahkan blok baru ke blockchain mereka. Namun, saat ini Ethereum pelan-pelan berusaha untuk tidak menggunakan pertambangan lagi demi sistem yang lebih efisien.

Terlepas dari beberapa kesamaan antara jaringan Bitcoin dan Ethereum, terdapat satu perbedaan signifikan yang membuat blockchain Ethereum lebih rumit dibandingkan blockchain Bitcoin. Jaringan Ethereum bukanlah hanya sebagai buku besar terdistribusi  untuk mencatat transaksi, Ethereum juga harus menjalankan sebuah program komputer spesial yang dikenal dengan istilah _smart contract_. 

_Smart contract_ memang terdengar mewah dan keren, namun itu sebenarnya hanya bagian dari kode yang bisa secara otomatis mengirimkan transaksi ketika mereka menerima input tertentu. Dikembangkan oleh tim Ethereum, kontrak pintar adalah alat ajaib yang bisa membuat dapps bekerja dan dapat dibuat oleh _developer software_ untuk melakukan banyak sekaligus. Sebagai contoh,  kamu dapat membuat sebuah dapp dengan kontrak pintar yang secara instan memberikan pinjaman uang kepada satu pihak setelah pihak tersebut mendepositkan jumlah dana jaminan yang sesuai ke dalam suatu alamat _crypto wallet_. Dalam hal ini, input_ yang memicu kontrak pintar untuk menjalankan transaksi adalah dengan **penerimaan dana kepada _wallet_ tertentu.** Sederhana, bukan? 

Jadi, hanya dengan satu program komputer sederhana, kamu dapat membuat aplikasi yang bisa memberikan pinjaman uang kepada orang tanpa harus diawasi dan dijalankan oleh seseorang. Ini bisa menjadi inovasi yang praktis, cepat, dan efisien. 

Kumpulan dari seluruh akun, saldo, dan kontrak pintar yang dibuat dan dijalankan di blockchain Ethereum kini merupakan bagian dari "state" milik Ethereum. Setiap kali blok baru yang berisi transaksi baru dan kode _smart contract_. ditambahkan ke blockchain Ethereum, maka _state_ Ethereum akan berubah. Maka dari itu, _state_ Ethereum akan selalu berubah.

Ketika kode _smart contract_ baru telah dibuat dan ditambahkan ke dalam blockchain, maka kontrak tersebut akan dijalankan dalam lingkungan komputer yang disimulasikan yaitu **Ethereum Virtual Machine** (EVM).
Perlu diingat bahwa _smart contract_ adalah program komputer yang akan melakukan sesuatu ketika suatu kondisi tertentu tercapai. Jadi, hanya dengan menaruhnya di dalam blockchain tidaklah cukup, maka dibutuhkan sesuatu yang dapat membuatnya memproses aksi-aksi tersebut.

Setiap _node_, yakni orang yang berpartisipasi dalam jaringan Ethereum dan bertugas memverifikasi dan mencatat segala transaksi, data, dan _state_, memiliki EVM mereka sendiri. Setiap _node_ menjalankan _smart contract_ di EVM mereka sendiri dan saling mengecek dengan node lain untuk memastikan agar mereka mendapatkan _output_ atau hasil yang sama. Hal ini mirip dengan sejumlah murid di kelas yang mengerjakan ujian dengan soal yang sama dan saling memeriksa jawaban satu sama lain demi memastikan bahwa jawaban mereka benar.



Ethereum dapat dipecah menjadi 3 komponen utama, yakni Jaringan Ethereum, Blockchain Ethereum, dan Ethereum Virtual Machine (EVM).

Bagaimana Cara Kerja Ethereum?

Ethereum merupakan hasil kerja _programmer_ asal Kanada-Rusia, Vitalik Buterin, ketika ia masih berusia 19 tahun. Sejak belia, Buterin telah dikenal sebagai orang yang berbakat dan memiliki ketertarikan terhadap matematika dan komputer. Menurut laporan, salah satu mainan favoritnya ketika masih anak-anak adalah Microsoft Excel. Dirumorkan juga bahwa ia belajar fasih berbicara bahasa Mandarin hanya dalam waktu beberapa bulan.

Sebelum menciptakan Ethereum, Buterin pernah membuat sebuah media yang berfokus pada kripto bernama Bitcoin Magazine pada 2011 bersama dengan temannya yang juga menyukai teknologi, Mihai Alisie. Dalam waktu yang berdekatan, Buterin juga ikutserta menulis sebuah paper tentang _Colored Coins_, yakni token yang merepresentasikan aset dunia nyata berdasarkan blockchain Bitcoin.

Pada 2013, dokumen yang ditulis oleh Buterin berjudul _Ethereum Whitepaper_ mengejutkan berbagai komunitas kripto. _Paper_ ini menjelaskan tentang blockchain baru, generasi kedua, yang tidak hanya memungkinkan orang untuk mengirim aset bernilai melalui internet seperti Bitcoin, namun juga memungkinkan para _developer_ atau pengembang untuk membuat aplikasi otonom yang terdesentralisasi
Dan ditenagai oleh program komputer tipe baru yang dikenal dengan istilah _smart contract_  atau kontrak pintar. _Ethereum Whitepaper_ tersebut berhasil menarik perhatian para penggemar kripto berpengaruh, yang kemudian ikut menjadi bagian dari _founding member_ Ethereum pada Desember 2013. Mereka termasuk CEO Decentral, Anthony Di Iorio, CEO IOG, Charles Hoskinson, Mihai Alisie, dan Amir Chetrit.

Pada 2014, terdapat tiga orang tambahan yang bergabung ke dalam tim Ethereum, yaitu mantan eksekutif Goldman Sachs, Joseph Lubin, dan dua _programmer_ komputer ahli yakni Gavin Wood dan Jeffrey Wilcke. Di tahun yang sama, Charles Hoskinson dan Amir Chetrit mundur dari jabatannya sebagai _co-founder_.  Pada 2015, giliran Anthony Di Iorio, Joseph Lubin, dan Mihai Alisie yang mundur untuk memulai proyek baru. Gavin Wood dan Jeffrey Wilcke juga berpindah dari Ethereum, meninggalkan Vitalik sebagai co-founder pertama sekaligus terakhir yang masih aktif bekerja di protokol tersebut.


Ethereum diciptakan oleh Vitalik Buterin ketika berusia 19 tahun. 

Siapa Pencipta Ethereum?

Hal-hal bergerak dengan sangat cepat di dunia kripto, dan teknologi Ethereum yang dibuat pada 2014 lalu itu telah dianggap ketinggalan zaman. Meski begitu, telah disiapkan proyek yang akan membangkitkan Ethereum kembali, yakni Ethereum 2.0. 

Ethereum 2.0, atau yang dikenal juga dengan istilah _Serenity_, merupakan _uprade_  besar yang bertujuan untuk membuat proyek kripto terbesar kedua di dunia ini menjadi lebih cepat, efisien, dan berskala.

Kamu mungkin telah mendengar bahwa pertambangan kripto membutuhkan energi yang besar. Dan meskipun hal itu baik untuk keamanan, mekanisme tersebut hanya dapat memproses jumlah transaksi yang terbatas per detik. Di kondisi sekarang, Ethereum mengonsumsi sekitar 44,49 terawatt hour (TWh) per tahunnya, yang setara dengan konsumsi energi tahunan satu negara Peru. Namun setelah peningkatan Ethereum 2.0, jaringan tersebut diantisipasi untuk setidaknya lebih hemat 99,95% dalam penggunaan energi. Penghematan energi ini mungkin terjadi karena Ethereum sedang berpindah dari jaringan yang menggunakan sistem pertambangan _Proof-of-Work_ menjadi sistem _Proof-of-Stake_. 

Disebut juga dengan istilah _Casper_, sistem _Proof-of-Stake_ Ethereum ini melibatkan pengguna jaringan untuk mengunci koin mereka agar dapat menjadi kontributor di jaringan, supaya tak lagi menggunakan alat komputer mahal dan mengonsumsi banyak energi. Setiap _staker_ harus mengunci 32 ether atau mengikuti _staking pool_ dan menggabungkan ether mereka dengan orang lain untuk berpartisipasi dalam membuat blok baru di blockchain PoS Ethereum.

Peningkatan Ethereum 2.0 berjalan dalam beberapa fase, dalam peningkatan awal meliputi:

- Phase 0: Rantai Beacon dan peluncuran _Proof-of-Stake_

- Phase 1: Menggabungkan blockchain Ethereum yang baru dengan yang lama.

- Phase 2: Pengenalan rantai "shard" dan teknologi roll-up
- Phase 3: Peningkatan keamanan


Phase 0 diluncurkan pada Desember 2020 dan Beacon merupakan blockchain terpisah dari Ethereum yang telah memperkenalkan sistem _Proof-of-Stake_. Beacon juga bertanggung jawab atas pembuatan blok baru, verifikasi transaksi, _staking reward_, dan mengatur blockchain Ethereum baru yang dinamakan _shard chain_.

Pada fase pengembangan besar selanjutnya, rantai Beacon Ethereum akan dihubungkan pada jaringan Ethereum utama yang kemudian menggantikan sistem _Proof-of-Work_ yang boros energi dengan _Proof-of-Stake_. Para _stakeholder_ jaringan yang dikenal dengan istilah _validator_ akan mulai memproduksi blok, memverifikasi transaksi, dan mengatur keamanan blockchain menggantikan penambang setelah Ethereum dan Eth 2.0 bergabung.

 Setelah penggabungan, akan dibutuhkan beberapa tambahan _upgrade_ minor. Tugas pengembang Ethereum selanjutnya adalah untuk memberikan izin _sharding_, yang akan menciptakan beberapa mini-blockchain baru. 

Setiap _shard_ bertanggung jawab untuk memverifikasi transaksi mereka sendiri, tanpa harus seluruh jaringan yang memverifikasi setiap transaksi. Rantai Beacon akan menjadi koordinator utama antara setiap _shard_, yang secara acak akan mengutus siapa _validator_-nya. 

Dengan berjalannya PoS dan _sharding_, pengembang Ethereum akan membuat pengembangan lebih lanjut untuk meningkatkan keamanan jaringan. Hal ini termasuk menambahkan fitur anonimitas untuk melindungi identitas _validator_ di balik proposal blok. Hal tersebut juga termasuk meningkatkan teknologi baru seperti _Verifiable Delay Function_ (VDF) untuk melindungi keacakan lebih jauh dari pengutusan _validator_ dan memungkinkan para penipu lebih sulit untuk mengganggu jaringan. 


NFT 101

Mengenal Sejarah NFT

Pelajari Lebih Lanjut

Kursus Kripto